Assalamualaikum, wr, wb..
Ini adalah artikel saya yang pertama pada halaman “Pengalaman”..
Artikel yang penulis buat pada halaman ini merupakan pengalaman penulis
sendiri, walaupun tidak semua yaa paling tidak sebahagiannya, hehe..
Nahh, untuk kali ini penulis ingin membahas cara penggunaan kapur barus
(atau sering di kenal juga dengan nama kamper / kecoak killer).
Mudah-mudahan ini bisa membantu anda dan Negara kita tercinta ini dalam
hal mengirit BBM, untuk menuju masa depan yang cerah… hehe.

Banyak memang artikel yang menceritakan hal serupa, namun kebanyakan
hanya sekedar kira-kira ataupun cuma mendengar dari mulut ke mulut
tanpa pernah mencoba langsung..
Penulis pernah juga membaca sebuah artikel yang berisi tentang kapur
barus dapat menghemat bbm kenderaan, ya, kapur barus, memang senyawa yg
memiliki angka oktan tinggi. Nama kerennya Naftalen, merupakan senyawa
aromatik. Senyawa aromatik dan keluarganya termasuk toluen, benzen dsb
memang dikenal memiliki angka oktan tinggi, tapi keberadaannya didalam
bahan bakar harus dibatasi.
Disitulah permasalahannya, keberadaan kapur barus didalam bensin tidak
boleh terlalu banyak, mengapa, karena kapur barus tidak maksimal larut
dalam bensin walaupun sebenarnya senyawa ini larut dalam bensin
sehingga dapat menyebabkan tumpukan kerak di dalam sistem pembakaran
mesin.
Bagaimana cara mengakalinya,?? Jelas jangan dilarutkan dalam tangki
bahan bakar,.
Lalu dimana juga,??
Ini merupakan pengalaman penulis sendiri..
Suatu waktu, penulis punya boil Kijang Krista bensin 1,8 tahun 2000,
penulis coba tu ama boil kesayangan.. Nah, penulis buka saringan hawa,
lalu masukkan kapur barus sebanyak 10 butir yang sudah penulis
persiapkan ke dalam saringan hawa, namun ingat, diletakkan pada rongga
udara sebelum filter, agar kapur barus tidak tersedot ke dalam mesin..
Bagaimana cara kerjanya,?? Logikanya, aroma kapur barus yang mengandung
senyawa toluen, benzen, dsb dapat masuk ke sistem pembakaran..
Hasilnya bagaimana,?? Nah ini dia, penulis pernah pergi ke Banda Aceh
yang diperkirakan jarak dari tempat tinggal penulis ke Banda Aceh
sepanjang 350 km, sebelum menggunakan kapur barus dengan cara yang
penulis uraikan diatas, penulis menggunakan bensin (jenis premium Rp.
6.450,-) yang diperkirakan habis sebesar Rp. 240.000,- atau sekitar
37,2 liter. Dan setelah menggunakan kapur barus, wah, sangat-sangat
lumayan penghematannya, yaitu hanya sekitar Rp. 180.000,- atau sekitar
27,9 liter. Dan lagi, yang sangat-sangat ajaibnya, tarikan mobil jadi
sangat ringan...
Nah, itu dia pengalaman penulis dalam mencoba trik penghematan bahan
bakar, sebagai catatan penggunaan ini tidak terbatas hanya di mobil
saja, untuk pemakaian di motor pun bisa..
Penulis berbagi artikel ini hanya bertujuan untuk berbagi pengalaman,
boleh dipercaya boleh juga tidak, mau dicoba boleh, tidak juga tak
masalah, murni hanya ingin berbagi ke semua Sobat Blogger..
Wassalam..
0 komentar:
Posting Komentar